KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca
<p><strong>KACA (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin</strong>, published by the Faculty of Ushuluddin and Dakwah Institute of Al Fithrah Surabaya. This journal contains Islamic studies which include Tafsir, Hadith, Sufism, Islamic Thought, and other Islamic studies. Published twice a year (February and August). The editorial team invites academics, lecturers, and researchers to contribute in submitting scientific articles that have never been published in other journals.</p>Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Al Fithrah Surabayaen-USKACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin2252-5890Qurrā dan Kelompok Radikal di Awal Perkembangan Islam: Studi Atas Resepsi Kelompok Khawarij Terhadap Al-Qur’an
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/945
<p>Tulisan ini menelusuri kemunculan kelompok Islam radikal pada masa awal perkembangan Islam dengan memfokuskan perhatian pada kelompok Khawarij. Mereka dikenal sebagai para penghafal Al-Qur’an (<em>qurrā’</em>) yang memiliki corak keberagamaan yang ketat dan cenderung ekstrem. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis dan pendekatan teori resepsi Al-Qur’an, tulisan ini mengkaji bagaimana kelompok Khawarij meresepsi Al-Qur’an, dalam dua bentuk: performatif dan informatif. Resepsi performatif mengacu kepada Al-Qur’an yang dibaca, dihafal, atau digunakan dalam ritual sehari-hari; sedangkan resepsi informatif mengacu kepada Al-Qur’an yang dipahami melalui isyarat-isyarat kebahasaan. Secara performatif, Khawarij menampilkan komitmen tinggi dalam pembacaan dan penghafalan Al-Qur’an. Secara informatif, mereka menafsirkan teks-teks keagamaan secara literal, menolak <em>ta’wil</em> dan pendekatan analogis (<em>qiyās</em>), serta menjadikannya sebagai dasar pembentukan doktrin <em>takfīr</em>. Studi ini juga menunjukkan bahwa resepsi mereka terhadap Al-Qur’an dipengaruhi oleh latar sosial-geografis mereka, yakni komunitas Arab Badui yang berada di pinggiran kekuasaan pusat, dengan akses terbatas terhadap tradisi intelektual Islam. Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam memahami hubungan antara latar sosial dan pola keberagamaan dalam sejarah awal Islam.</p>Nafisatul Mu'awwanah
Copyright (c) 2025 Nafisatul Mu'awwanah
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-012025-08-0115222124510.36781/kaca.v15i2.945Harmonisasi Ekologis dalam Perspektif Al-Qur'an: Agroforestri sebagai Solusi Deforestasi dan Pelestarian Flora
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/958
<p>Penelitian ini mengkaji konsep harmonisasi ekologis dalam perspektif Al-Qur'an dan relevansinya dengan implementasi sistem agroforestri sebagai upaya mitigasi deforestasi serta pelestarian keanekaragaman flora. Melalui pendekatan kualitatif-deskriptif dalam studi kepustakaan, penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan ekologi, khususnya Al-Baqarah 30, Fathir 27, dan Ar-Rum 41, penelitian ini mengidentifikasi prinsip-prinsip fundamental dalam pemeliharaan keseimbangan ekosistem berdasarkan pandangan Al-Qur'an. Analisis menunjukkan bahwa Al-Qur'an menetapkan manusia sebagai khalifah yang bertanggung jawab atas keberlanjutan lingkungan, mengakui keanekaragaman flora sebagai tanda kekuasaan Allah yang perlu dilestarikan, dan memperingatkan terhadap konsekuensi kerusakan ekologis akibat eksploitasi berlebihan. Studi ini mendemonstrasikan bagaimana sistem agroforestry yang mengintegrasikan penanaman pohon dengan tanaman pertanian dalam satu lahan menawarkan pendekatan yang sejalan dengan nilai-nilai Qur'ani dalam mengatasi deforestasi sekaligus mempertahankan keanekaragaman hayati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi agroforestri tidak hanya mewujudkan amanah kekhalifahan secara praktis tetapi juga memberikan manfaat ekologis dan ekonomis yang berkelanjutan. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan kerangka etika lingkungan Islam yang aplikatif dalam menangani krisis deforestasi kontemporer dan mendorong model pertanian yang harmonis dengan prinsip pelestarian keanekaragaman flora.</p>Lukmanul HakimMasyhuri PutraRini MahariniSiti Mutiara FatimahSinta Nur Rizki
Copyright (c) 2025 Rini Maharini, Sinta Nur Rizki, Siti Mutiara Fatimah, Lukmanul Hakim
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-012025-08-0115224626910.36781/kaca.v15i2.958Kontekstualisasi Makna Hadis Perceraian di Era Modern: Perspektif Hermeneutika Fazlur Rahman
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/910
<p>Perceraian merupakan suatu hal tabu oleh sebagian besar masyarakat Islam. Ketabuan ini disebabkan oleh elaborasi teks-teks agama yang mengancam dan menganjurkan untuk menghindari perceraian. Meski demikian, jumlah perceraian meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan <em>mindset </em>tabu dari cerai atau talak terkikis perlahan. Artikel ini mengkaji bagaimana relevansi teks-teks hadis yang berkaitan dengan ancaman cerai di zaman kini. Kajian teks dibahas melalui kacamata pemikiran hermeneutika Fazlur Rahman. Tujuan spesisifik dari penelitian ini adalah meneliti titik temu antara hadis-hadis ancaman talak dengan isu perceraian yang semakin meningkat. Jenis penelitian yang digunakan adalah <em>library research</em> (kajian pustaka) yang merupakan bagian dari metode kualitatif dalam penelitian. Penyajian data dilakukan dengan cara analisis-deskriptif dengan tujuan memberikan pemahaman yang mudah namun mendalam bagi pembaca. Penelitian ini menghasilkan temuan berupa identifikasi pergeseran makna hadis-hadis ancaman talak di zaman kini melalui tinjauan hermenutika. Hal ini menggiring pada dukungan teks-teks agama pada hilangnya sifat tabu dari talak. Interpretasi ulang merupakan hal yang perlu, guna keberlangsungan hadis di seluruh ruang dan waktu.</p>Salman Al FarisiNadia Dina AzkiyaRhafi Dhanar Dedeary MahardianNadliroh Nabil
Copyright (c) 2025 Salman Al Farisi, Nadia Dina Azkiya, Rhafi Dhanar Dedeary Mahardian, Nadliroh Nabil
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-012025-08-0115227030110.36781/kaca.v15i2.910Diskursus Perbankan dalam Tafsir Jawa: Tinjauan Psikoanalisis Penafsiran KH. Misbah Mustofa dalam Kitab Tāj Al-Muslimin min Kalām Rabbi Al-‘Ālamin
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/971
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepribadian KH. Misbah Mustofa saat membawa diskursus mengenai bank kedalam penafsiran Q.S Al-Baqarah (2): 275 melalui tinjauan psikoanalisis yang dirumuskan Sigmeund Freud. Metode penelitian umum yang digunakan adalah kualitatif. Sedangkan metode penilitian tafsir yang digunakan adalah al-bahts fi al-rija>l al-tafsi>r atau penelitian tokoh melalui kritik ekstrinsik tafsir. Penelitian ini menggunakan teknik dokumensi yang merupakan bagian dari library research untuk mengumpulkan data-data dan literatur yang sesuai dengan tema. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, pertama: penafsiran KH. Misbah pada Q.S Al-Baqarah (2): 275 memberikan gambaran begitu tegas-nya ia dalam berpendapat terkait kebijakan NU yang menurutnya melanggar syari’at. Kedua: adanya keterpengaruhan KH. Misbah dengan latar belakang sosial-budaya, sosial-politik, sosial-kultural dalam menafsirkan Al-Qur’an. Ketiga: kritik ektrinsik melalui tinjauan psikoanalisis Sigmeund Freud yang terdiri dari id, ego, dan super-ego mampu untuk mengungkapkan integrasi dialektika kepribadian KH. Misbah saat menafsirkan Q.S Al-Baqarah (2): 275. Keempat: penafsiran KH. Misbah pada Q.S Al-Baqarah (2): 275 lebih mengutamakan ego dalam kepribadianya, supaya tidak menyebabkan perpecahan dalam kepengurusan NU tahun 90-an. Hal ini membuktikan bahwa ego dalam kepribadian KH. Misbah mampu mengontrol id dan super-egonya.</p>Zidan Fikri Al MaulaIdris Idris
Copyright (c) 2025 Zidan Fikri Al Maula, Idris Idris
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-012025-08-0115230232410.36781/kaca.v15i2.971Kritik Hadis dalam Tradisi Lisan: Analisis Antropologis atas Otoritas Sanad
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/940
<p>Artikel ini mengkaji otoritas sanad dalam hadis dari perspektif antropologi, dengan menyoroti bagaimana konstruksi sosial dan kepercayaan komunitas terhadap perawi mempengaruhi validitas transmisi hadis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami faktor-faktor non-teknis yang berkontribusi terhadap penerimaan atau penolakan suatu hadis dalam berbagai komunitas Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis-kritis dan analisis sosial untuk mengungkap dinamika sosial yang memengaruhi perkembangan sanad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otoritas sanad tidak hanya didasarkan pada keakuratan transmisi lisan, tetapi juga pada modal simbolik perawi, yang meliputi status sosial, afiliasi politik, dan jaringan intelektualnya. Selain itu, teori <em>common link </em>G.H.A. Juynboll mengindikasikan bahwa sanad dalam beberapa kasus dikonstruksi ulang untuk memperkuat legitimasi suatu kelompok atau mazhab. Studi ini juga menemukan bahwa penerimaan sanad berbeda di setiap komunitas, tergantung pada kepercayaan kolektif mereka terhadap perawi tertentu. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa studi kritik sanad perlu mempertimbangkan aspek sosial dan politik dalam analisisnya. Pendekatan interdisipliner yang menggabungkan ilmu hadis dengan antropologi dan sosiologi dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai dinamika transmisi hadis dan faktor-faktor yang memengaruhi otoritas sanad dalam sejarah Islam.</p>Moh. AkibDewi Rohmatul NgaeniyahIla Nur Indah Sari
Copyright (c) 2025 Moh. Akib, Dewi Rohmatul Ngaeniyah, Ila Nur Indah Sari
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-042025-08-0415232534910.36781/kaca.v15i2.940Rekonstruksi Pemahaman Ayat dan Hadis Memerangi Kafir Damai: Kritik Nalar Pemahaman NIIS
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/964
<p>Organisasi teroris <em>Islamic State of Iraq and Syria</em> (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) menjadi sorotan global akibat aksi kekerasan dan pembunuhan massal yang dilakukannya atas nama jihad melawan kaum kafir. Mereka menggunakan interpretasi literal dan radikal terhadap ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW untuk membenarkan aksi-aksi kekerasan mereka. Melalui analisis konten, penelitian ini berusaha mengungkap fatwa dan dasar NIIS tentang perang terhadap kafir damai lalu merekonstruksi pemahaman tersebut. Penelitian ini penting dilakukan untuk menelaah dampak destruktif dari praktik-praktik kekerasan NIIS dan memberikan kontribusi dalam upaya merekonstruksi pemahaman yang lebih moderat dan damai terhadap konsep perang dalam Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman NIIS tentang perang terhadap kafir damai tidak tepat dan bertentangan dengan ajaran Islam yang lebih luas. Ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi yang mereka gunakan sebagai dasar tidak dapat digeneralisasi untuk semua orang kafir, melainkan hanya berlaku untuk kafir <em>harbi</em> (orang kafir yang memerangi umat Islam). Dengan demikian, pandangan NIIS tersebut tidak memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam yang sebenarnya.</p>Muhammad ShodiqLukman HakimAbdul Karim AmrullahAhmad Musta’in Syafi’i
Copyright (c) 2025 Muhammad Shodiq, Lukman Hakim, Abdul Karim Amrullah, Ahmad Musta’in Syafi’i
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-042025-08-0415235036410.36781/kaca.v15i2.964Mabādi’ul Āmmah Ali Jum’ah sebagai Semantik Independen: Paradigma Baru Tafsir Kontekstual
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/1095
<p>Krisis interpretasi Al-Qur'an dalam konteks modernitas memunculkan kebutuhan mendesak akan metodologi tafsir yang mampu menjembatani kesenjangan antara universalitas wahyu dengan partikularitas realitas kontemporer. Penelitian ini mengkaji paradigma revolusioner <em>Mabādi'ul Āmmah</em> (Prinsip Universal) Ali Jum'ah sebagai teori <em>Semantik Independen</em> (<em>al-Dilālah al-Mustaqillah</em>) yang menawarkan solusi epistemologis baru dalam metodologi tafsir kontekstual. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analitik terhadap karya-karya primer Ali Jum'ah, penelitian ini mengungkap konstruksi epistemologis yang membedakan teori <em>Semantik Independen</em> dari pendekatan tafsir konvensional. Temuan menunjukkan bahwa <em>Mabādi'ul Āmmah</em> merupakan paradigma <em>indigenous</em> yang mentransformasi prinsip-prinsip universal Al-Qur'an menjadi landasan semantik independen melalui sistematika empat tahap: penelusuran induktif pandangan mufassir, analisis unsur-unsur prinsip, elaborasi relasi antar prinsip, dan aplikasi multidimensional. Keunggulan paradigma ini terletak pada kemampuannya mempertahankan otentisitas makna sambil menghadirkan relevansi kontekstual yang aplikatif. Penelitian ini berkontribusi signifikan bagi pengembangan metodologi tafsir kontemporer dengan menyediakan kerangka epistemologis holistik yang menjawab tantangan hermeneutika Al-Qur'an di era modern.</p>Moh SoimAhmad Thib RayaAbd. Muid Nawawi
Copyright (c) 2025 Moh Soim, Ahmad Thib Raya, Abd. Muid Nawawi
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-142025-08-1415236539810.36781/kaca.v15i2.1095Kebun Raya Bogor sebagai Laboratorium Tafsir Ilmi: Pendekatan Qur’ani dalam Pengelolaan Lingkungan
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/961
<p>Pengelolaan lingkungan hidup dewasa ini menuntut pendekatan multidimensional yang tidak hanya bertumpu pada aspek teknis dan ilmiah, tetapi juga pada nilai-nilai etis dan spiritual. Dalam konteks ini, tafsir ilmi sebuah pendekatan dalam studi Al-Qur'an yang mengaitkan ayat-ayat <em>kauniyah</em> dengan realitas ilmiah menawarkan kerangka konseptual yang relevan untuk menjembatani antara ilmu dan agama dalam pengelolaan sumber daya alam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kebun Raya Bogor sebagai laboratorium tafsir ilmi, dengan mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip Qur’ani dapat terintegrasi ke dalam praktik konservasi dan pengelolaan lingkungan. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka, observasi lapangan, dan analisis ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan ekologi, studi ini menemukan bahwa Kebun Raya Bogor mengandung potensi besar sebagai ruang aktualisasi nilai-nilai Qur’ani dalam pengelolaan lingkungan. Ayat-ayat tentang keseimbangan (<em>mīzān</em>), pelestarian makhluk hidup (<em>hif</em><em>ẓ al-khalq</em>), dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah (<em>khalīfah fī al-ar</em><em>ḍ</em>) tercermin dalam kebijakan dan praktik konservasi di kawasan ini. Kontribusi utama penelitian ini terletak pada integrasi perspektif tafsir ilmi dengan pengelolaan lingkungan berbasis keanekaragaman hayati tropis, yang belum banyak dijadikan fokus dalam kajian interdisipliner sebelumnya. Hasil studi ini membuka ruang baru dalam pengembangan spiritualitas ekologis Islam dan menawarkan paradigma konservasi yang lebih holistik dan transformatif.</p>Muhammad Atsiil Al-AhnafMuhamad Adji SaputraIndah Namiratu ZahraTasya SalsabilaAndi Rosa
Copyright (c) 2025 Muhammad Atsiil Al-Ahnaf, Muhamad Adji Saputra, Indah Namiratu Zahra, Tasya Salsabila, Andi Rosa
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-132025-08-1315239941210.36781/kaca.v15i2.961Dimensi Psikoterapi dalam Gerakan Whirling Darwish: Studi Analisis Literature Review
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/960
<p>Artikel ini mengeksplorasi potensi terapeutik dari praktik <em>Whirling Darwish</em>, yaitu sebuah bentuk meditasi dinamis yang berasal dari tradisi sufi Mevlevi. Dengan menggunakan metode tinjauan pustaka, penelitian ini menggali bagaimana gerakan berputar dalam praktik ini dapat berfungsi sebagai sarana penyembuhan psikis dan transformasi diri. Hasil studi memperlihatkan bahwa <em>Whirling Darwish </em>tidak hanya merepresentasikan ekspresi spiritual, namun juga menyimpan kekuatan psikoterapi yang meliputi aspek kesadaran transformatif, regulasi emosi, kesadaran tubuh (<em>embodied mindfulness</em>), serta rekonstruksi makna diri. Dalam kerangka terapi transpersonal, pengalaman altered state yang muncul melalui gerakan ritmis ini membuka ruang untuk pemulihan psikologis yang mendalam. Selain itu, interaksi antara musik spiritual, pola gerakan, dan ritme internal turut menciptakan integrasi psiko-somatis yang bermanfaat bagi keseimbangan emosional dan pengolahan trauma. Studi ini menyajikan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan psikologi, spiritualitas, dan budaya, serta menawarkan wacana baru untuk mengadopsi praktik sufistik dalam pengembangan terapi berbasis kearifan spiritual lokal.</p>Auliya Adiba Rahma FirdasariIksan Iksan
Copyright (c) 2025 Auliya Adiba Rahma Firdasari, Iksan Iksan
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-142025-08-1415241342810.36781/kaca.v15i2.960Fenomena Hustle Culture di Era Kontemporer dan Pandangan Al-Qur’an Tentang Etos Kerja: Analisis Penafsiran M. Quraish Shihab
https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/1131
<p>Fenomena <em>hustle culture</em> yang menekankan kerja tanpa henti sebagai standar keberhasilan, telah menjadi bagian dari gaya hidup modern, khususnya di kalangan generasi muda dan masyarakat perkotaan. Budaya ini sering mengabaikan keseimbangan antara kerja, ibadah, dan istirahat, yang berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan. Dalam perspektif Islam, kerja bukan sekadar aktivitas ekonomi, melainkan bentuk ibadah yang harus dijalani secara seimbang antara tujuan duniawi dan spiritual. Ayat-ayat Al-Qur'an yang terkait adalah subjek penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kerja dan istirahat dengan menggunakan tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab, guna mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Islam dapat menjadi alternatif etis terhadap dominasi <em>hustle culture</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam mengajarkan prinsip keseimbangan antara kerja, ibadah, dan istirahat sebagaimana tercermin dalam QS. Al-Mulk:15, Al-Inshirah:7, dan Al-Naba’:9–11.Tafsir Al-Misbah menekankan bahwa produktivitas dalam Islam harus menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan.</p>Muhammad TauhidMaulana Bagus RahmatHafizh Dhoifa FadhlurrahmanDwima Dini AzizahKlara Syafira
Copyright (c) 2025 Muhammad Tauhid, Maulana Bagus Rahmat, Hafizh Dhoifa Fadhlurrahman, Dwima Dini Azizah, Klara Syafira
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-08-192025-08-1915242944210.36781/kaca.v15i2.1131