KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca <p>KACA (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin published by the Faculty of Ushuluddin and Dakwah Institute of Al Fithrah Surabaya. This journal contains Islamic studies which include Tafsir, Hadith, Sufism, Islamic Thought, and other Islamic studies. Published twice a year, namely in February and August. The editorial team invites academics, lecturers, and researchers to contribute in submitting scientific articles that have never been published in other journals. Manuscripts are writed with 1 (one) space on B5 size paper with a length of between 15-25 pages or 5000-7000 words. Manuscripts submitted are evaluated by the editorial board. The editor can make changes to the published writing into a uniform format, without changing the substance.</p> Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Al Fithrah Surabaya en-US KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin 2252-5890 Rekonstruksi Pendekatan Munāsabah Ayat dalam Metode Penafsiran Al-Qur’an https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/610 <p>Penelitian ini dilatarbelakangi masih minimnya kajian <em>munāsabah </em>makna dan perangkat <em>munāsabah </em>yang dijadikan alat analisa dalam metode tafsir yang saat ini masih terbatas pada mengungkap keterkaitan antar ayat yang berdekatan letaknya, bukan pada hubungan maknanya. Penelitian ini merupakan <em>library research</em>, dengan menggunakan metode <em>deskriptif-analitik</em> dan pendekatan <em>interpretasi</em>, dengan mengacu literatur <em>‘</em><em>ulum Al-Qur’an </em>dan kaidah tafsir, seperti <em>al-Burhan f</em><em>i ‘Ulum Al-Qur’an</em> karya al-Zarkasyi,<em> al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an </em>karya al-Suyuthi, <em>Qawa‘id al-Tafs</em><em>ir </em>karya Khalid al-Sabt, <em>‘Ilm al-Munasabat f</em><em>i al-Suwar wa al-Ayat </em>karya Bazamul dan <em>Kaidah Tafsir </em>karya Quraish Shihab, penelitian ini mencoba merumuskan langkah-langkah dalam menerapkan <em>munāsabah </em>makna sebagai pendekatan penafsiran dan kontribusinya dalam penafsiran Al-Qur’an.</p> <p>Penelitian ini menawarkan empat langkah dalam menerapkan <em>munāsabah</em> makna sebagai pendekatan tafsir, yakni: menyimpulkan tema ayat yang sedang dikaji, mengidentifikasi ayat-ayat pendukung yang punya hubungan dengan tema utama, mendialogkan antar makna yang terdapat dalam ayat utama dan pendukung, merumuskan kesimpulan sebagai hasil temuan <em>munāsabah </em>makna ayat Al-Qur’an. Adapun kontribusi pendekatan <em>munāsabah</em> makna dapat menghasilkan penafsiran antar ayat yang memiliki hubungan makna secara komprehensif.</p> Agus Imam Kharomen Muh. In’amuzzahidin Copyright (c) 2024 Agus Imam Kharomen, Muh. In’amuzzahidin https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-29 2024-02-29 14 1 1 25 10.36781/kaca.v14i1.610 Pola Asuh Toxic Parenting dalam Tinjauan Hadis Nabi https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/596 <p>Artikel ini mengkaji suatu permasalahan sosial di tengah masyarakat yang menjadi isu global, yaitu pola asuh <em>toxic parenting. </em>Pola asuh <em>toxic parenting </em>adalah pola asuh anak yang kekuasaan selalu ada pada orang tua, seperti mengekang anak, orang tua mendahulukan egonya dan anak tidak diberi kesempatan untuk mengutarakan keinginannya. Hal ini dapat berdampak negatif pada kondisi kesehatan mental anak, seperti anak selalu merasa rendah diri, memiliki sikap perfeksionis dan mengalami depresi. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidhi: 1911 dijelaskan bahwa, sesama makhluk di muka bumi harus saling mengasihi dan mencintai. Begitu pula dengan perlakuan orang tua terhadap anaknya, yang harus memberikan kasih sayang dengan cara menunjukkannya secara baik dan benar, agar terjalin hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Tulisan ini bertujuan untuk menemukan korelasi antara pola asuh <em>toxic parenting </em>dan hadis, serta mengeksplorasi tindakan preventif yang ditawarkan oleh Rasulullah. Metode yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif melalui studi kepustakaan (<em>library research</em>) dengan pendekatan psikologi. Hasil atas kajian ini, 1) Hadis riwayat Tirmidhi: 1911 secara umum menjelaskan mengenai pandangan Nabi terhadap pola asuh <em>toxic parenting. </em>2) Pemaknaan kandungan hadis di dalamnya mengenai pola asuh anak yang baik dan penuh kasih sayang. 3) Dampak bagi anak atas pola asuh <em>toxic parenting </em>dalam sudut pandang psikologi. 4) Tindakan preventif yang ditawarkan untuk mecegah pola asuh <em>toxic parenting.</em></p> <p> </p> Ferdy Pratama Delfiani Safira Darminto Putri Maghza Rizaka Alvin Afifah M. Amil Hikam Asaaf Copyright (c) 2024 Ferdy Pratama, Delfiani Safira Darminto Putri, Maghza Rizaka, Alvin Afifah, M. Amil Hikam Asaaf https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-29 2024-02-29 14 1 26 52 10.36781/kaca.v14i1.596 Pesan Poligami dalam Kisah Nabi Ibrahim: Kajian Historis Komparatif Al-Quran dan Alkitab https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/588 <p>Poligami merupakan hal yang lumrah di kalangan para nabi pada berbagai masa, salah satu Nabi yang melakukan poligami ialah Nabi Ibrahim, poligami yang dilakukannya terdapat permasalahan yang kontroversial dalam ranah agama dan budaya. Adapun fokus pada penelitian ini terdapat pada dua kitab suci yaitu Al-Qur’an dan Alkitab, dimana keduanya memiliki pandangan yang berbeda dalam menceritakan poligami Nabi Ibrahim lalu alasan apa yang menyebabkan Nabi Ibrahim berpoligami. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis <em>library research</em> yang bertitik tolak memahami nilai komparatif historis yang mendasari poligami Nabi Ibrahim dalam pemaparan lintas agama. Berdasarkan hasil penelitian dari pesan poligami Nabi Ibrahim dalam Al-Qur’an dan Alkitab dapat disimpulkan bahwa poligami boleh dilakukan jika dalam keadaan darurat dengan mengikuti peraturan yang berlaku, Poligami sah karena seorang istri tidak dapat melahirkan anak sendirian, tetapi poligami yang dilakukan harus dengan izin seorang istri atau istri yang meminta suaminya untuk berpoligami. Dengan demikian Al-Qur’an dan Alkitab mengajarkan bahwa perkawinan yang ideal ialah perkawinan monogami, sebab poligami bukanlah suatu keharusan dan tidak boleh dilakukan sesuka hati tetapi dapat menjadi pilihan bagi mereka yang membutuhkannya, karena poligami menuntut pengabdian dan tanggung jawab yang utuh jika tidak akan menimbulkan konflik ketidakharmonisan didalam rumah tangganya.</p> Selti Rohana Ahmad Muttaqin Masruchin Masruchin Copyright (c) 2024 Selti Rohana, Ahmad Muttaqin, Masruchin Masruchin https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-29 2024-02-29 14 1 53 71 10.36781/kaca.v14i1.588 Penafsiran Ruh Al-Qudus Menurut Abu Zahrah dan Hubungannya dengan Konsep Roh Kudus dalam Kristen https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/607 <p>Selain lazim digunakan dalam teologi Kristen, kata Roh Kudus sendiri juga cukup populer dalam teologi Islam. Bahkan, menurut Fuad 'Abd al-Baqi dalam Al-Qur'an kata Roh Kudus (<em>Ruh al-Qudus</em>) terulang sampai 4 kali yang masing-masing terdapat pada QS. Al-Baqarah [2] : 87, 253, QS. Al-Maidah [5] : 110 dan QS. Al-Nahl [16] : 102. Namun, dalam praktiknya Abu Zahrah memberikan penafsiran yang beraneka ragam terkait kata tersebut. Artikel ini bertujuan untuk mengulik ragam pemaknaan Abu Zahrah terhadap terma (<em>Ruh al-Qudus</em>) yang dinilai berbeda dengan mayoritas mufassir yang hanya menafsirkan kata tersebut dengan Jibril. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (<em>library research</em>). Hasil dari penelitian ini menyebutkan, bahwa makna dari <em>Ruh al-Qudus</em> Yang terdapat dalam Al-Qur'an ternyata tidak hanya terpaku pada Jibril sebagaimana yang banyak disinggung oleh para mufassir klasik. Lebih dari itu, makna <em>Ruh al-Qudus</em> yang terdapat dalam Al-Qur'an mempunyai makna yang beragam, seperti: Jibril, Injil, Mukjizat dan Anugerah.</p> Rahmat Yusuf Aditama Ahnaf Gilang Ramadhan Ach. Khoiri Nabiel Sabiq Noor M. Sholahuddin Al Ayyubi Copyright (c) 2024 Ahnaf Gilang Ramadhan, Rahmat Yusuf Aditama, Ach. Khoiri Nabiel, Sabiq Noor, M. Sholahuddin Al Ayyubi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-29 2024-02-29 14 1 72 89 10.36781/kaca.v14i1.607 Konstruksi Karakter Salaf Mahasantri: Peran Bu Nyai Pesantren dalam Pendampingan Pembelajaran Mahasantri di Kota Semarang https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/579 <p>Studi ini mengeksplorasi peran ulama perempuan, atau yang sering disebut sebagai <em>Bu Nyai</em>, dalam konteks pesantren di Indonesia, dengan fokus pada pembentukan karakter mahasantri. Mahasantri dalam konteks ini merujuk pada para santri yang mengikuti pendidikan formal di bangku perkulian dan mengikuti pendidikan Islam di pesantren, yang menekankan pendalaman ajaran agama, pengembangan karakter, dan kehidupan yang sederhana. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang peran <em>Bu Nyai</em> dalam konstruksi karakter mahasantri selama menempuh pendidikan pesantren. Hasil penelitian menemukan bahwa peran <em>Bu Nyai</em> dalam pembentukan karakter santri di pesantren sangat signifikan. Mereka berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, dan sumber dukungan emosional bagi santri. Melalui peran ini, Bu Nyai membantu santri dalam mengatasi konflik, menjaga keseimbangan emosi, dan mengarahkan santri dalam menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun peran ulama perempuan sangat signifikan, mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk stereotip gender yang membatasi pengakuan mereka.</p> Moh Syakur Copyright (c) 2024 Moh Syakur https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-29 2024-02-29 14 1 90 106 10.36781/kaca.v14i1.579 Kajian Asbāb Al-Wurūd Terhadap Hadis Al-Thaqalayn https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/587 <p><em>Al-Thaqalayn</em> adalah Al-Quran dan Ahlul Bayt, ditinggalkan oleh Nabi sebagai warisan berharga. Hadis ini memunculkan berbagai interpretasi dari ulama terkait konteks, signifikansi, dan implikasinya. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, menelaah <em>asbāb al-wurūd</em> dan metode analisis konten dari kitab-kitab hadis utama serta literatur terkait. Pengertian asbāb al-wurūd menjadi krusial, memberi informasi tentang konteks sejarah hadis. Memahami hal ini membantu menjelaskan hadis <em>al-Thaqalayn</em> dan signifikansinya secara kontekstual. Konteks ini juga relevan bagi ahli hukum Islam (<em>faqīh</em>) dalam menerapkan ajaran dalam situasi aktual. Hadis ini merupakan pesan keselamatan yang disampaikan Nabi sebelum meninggalkan umatnya. Beliau ingin memastikan pesan Ilahi terpelihara dan tidak terdistorsi setelahnya. Pesan beliau tentang meninggalkan <em>al-Thaqalayn</em> di tengah-tengah umat merupakan panggilan untuk menjaga ajaran suci itu sendiri. Para ulama memberikan beragam interpretasi terhadap hadis ini. Sebagian besar menekankan pada beratnya tugas mengikuti dan menjaga <em>al-Thaqalayn</em>. Ada pula penekanan pada keagungan dan kesulitan dalam melaksanakan ajaran keduanya. Beberapa ulama menjelaskan istilah “<em>al-Thaqalayn</em>” sebagai penghormatan pada kedudukan Al-Quran dan Ahlul Bayt. Ada upaya untuk mengartikan pesan Nabi dalam konteks pemilihan pengganti untuk melanjutkan peran beliau setelah wafat. Semua interpretasi ini menegaskan pentingnya mengikuti dan menjaga Al-Quran serta Ahlul Bayt sebagai sumber ilmu agama, petunjuk syariat, dan warisan suci dari Nabi. Penelitian ini berfokus pada pemahaman mendalam terhadap konteks, signifikansi, dan implikasi dari hadis al-Thaqalayn, menyoroti urgensi pemahaman terhadap pesan Nabi dalam konteks kehidupan umat Islam.</p> Maghza Rizaka Ahmad Fauzan Zahri Nadia Maulida Mahbubiati Achmadana Syachrizal M. F Aan Darwati Copyright (c) 2024 Maghza Rizaka, Ahmad Fauzan Zahri, Nadia Maulida Mahbubiati, Achmadana Syachrizal M. F, Aan Darwati https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-29 2024-02-29 14 1 107 129 10.36781/kaca.v14i1.587 Etos Kerja Islami sebagai Karakter Muslim Perspektif Hadis Riwayat Ibnu Majah Nomor 4168 https://jurnal.alfithrah.ac.id/index.php/kaca/article/view/624 <p>Etos kerja berperan penting sebagai pendorong produksivitas dalam bekerja dan kualitas kinerja seseorang. Rendahnya etos kerja berdampak pada rendahnya kualitas kinerja. Terjadinya penyelewengan dalam pekerjaan merupakan dampak rendahnya etos kerja. Misalnya kasus korupsi yang hingga kini memiliki angka pelaporan yang cukup tinggi. Etos kerja rendah juga berdampak pada pola hidup. Misalnya masih maraknya pengemis dengan kondisi fisik layak bekerja. Problem ini mendorong dilakukannya penelitian yang bertujuan untuk menganalisis etos kerja Muslim perspektif HR. Ibnu Majah No. 4168. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan. Sehingga sumber utama maupun sekunder penelitian berupa karya tulis yang berhubungan dengan topik penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan prosedur analisis Miles dan Huberman yang mencakup reduksi data, <em>display </em>data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja yang termuat dalam kandungan HR. Ibnu Majah No. 4168 terdiri dari tekad kuat atau tekun dalam bekerja, menghadapi musibah dengan penuh kesabaran, berpikir kritis terhadap segala hal yang terjadi dalam kehidupan, bekerja secara mandiri (tidak meminta-minta), bersungguh-sungguh dalam bekerja, dan mempercayai takdir Allah Swt dalam setiap langkah. Secara garis besar, prinsip utama yang menjadi bingkai etos kerja dalam perspektif hadith ini adalah iman dan takwa.</p> Afi Rizqiyah Zia Choirul Labib Nur Alda Nihayatul A’rifah Achmad Muhibin Zuhri Copyright (c) 2024 Afi Rizqiyah, Zia Choirul Labib Nur, Alda Nihayatul A’rifah, Achmad Muhibin Zuhri https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-02-29 2024-02-29 14 1 130 152 10.36781/kaca.v14i1.624